Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Memilah Pernyataan

Edisi : 30 Agustus 2020, 15:33:49 Setiap pernyataan dapat dipilah ke dalam tiga jenis, yaitu : 1. Definisi 2. Proposisi 3. Kesimpulan Jika pernyataan itu merupakan definisi, maka dapat diuji sah tidaknya dengan [Empat Syarat Definisi]. Jika itu sebuah [Proposisi], maka dapat dikelompokan kepada dua jenis, yaitu : 1. Proposisi Subjektif 2. Proposisi Objektif Jika proposisi itu [Subjektif], maka hanya perlu diketahui nilai benar-salahnya saja menurut subjek, yaitu si pemilik pernyataan. Jika itu propsisi [Objektif], maka perlu diketahui parameter yang digunakan untuk menilai kebenaran proposisi tersebut.  Selanjutnya, jika pernyataan itu merupakan sebuah kesimpulan, maka harus jelas bagaimana metoda penyimpulannya. Apakah kesimpulan itu berdasarkan metoda logika atau ilmiah ? Jika berdasarkan metoda logika, maka mesti jelas premis-premisnya. Adakah premis-premisnya atau tidak ? Dengan memeriksa premis-premisnya, berarti kita berpikir kritis.  Jika premis-premisnya sudah ditemukan, maka l

Kecuali

Edisi : 30 Agustus 2020, 15:22:42 "Kecuali" sebuah kata yang sederhana dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun setelah kita pelajari makna dan fungsinya secara lebih mendalam, ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan sebelumnya. Ini merupakan persoalan yang kompleks di mana banyak orang yang berbeda-beda, bahkan bertentangan pendapat tentang makna dan fungsi kata "kecuali" ini.  "Jika suatu  proposisi universal dikecualikan, maka jika pengecualiannya dihilangkan, proposisinya menjadi partial." Ini teori yang saya kemukakan, yang pernah menjadi pro dan kontra dalam sebuah grup diskusi.  Bentuk umunya sebagai berikut : Setiap A adalah B, kecuali C.  artinya, "Sebagian A bukan B" atau "Tidak setiap A adalah B" Jika A, maka B, kecuali C Mengandung arti, adakalanya A tapi B.  Setiap A bukan B, kecuali C Berarti, "Sebagian A adalah B" Bentuk yang lebih lengkap : Setiap A adalah B, kecuali C di mana sebagian A a

Peka Kontradiksi

 1. Peka Kontradiksi 2. Lize 3. Kontradiktif 4. Counter Example 5. Elenchos =============================== 1. Peka Kontradiksi ------------------------------- Sepenggal kisah yang diambil dari Roman berjudul "Remi", menceritakan seorang gadis kecil bernama [Lize] yang bisu. Namun kemudian diceritakan pula bahwa Lize disayang oleh keluarganya karena budi bahasanya yang manis. Di sini saya merasakan adanya kontradiksi. Karena bisu berarti tidak bisa berbicara. Sedangkan berbudi-bahasa berarti bisa bicara. Timbul pertanyaan, A. Lize bica bicara E. Lize tidak bisa bicara Mana yang benar ?  Jadi, kepekaan dan kepedulian terhadap bentuk-bentuk kontradiksi itu menjadi dasar untuk mengembangkan pemahaman, penyelidikan lebih jauh tentang isi cerita. Karena walaupun misalnya itu cerita fiktif, konsepnya harus jelas. Bagaimana kiranya kita akan mengarang sebuah cerita "Gadis bisu yang pandai bicara" ? Tentu akan membingungkan pembaca. Walaupun bisa saja maksud dari penulis it

Pernikahan

Edisi : 20 Agustus 2020, 20:22:15 Kutip dari : Sultan{1} ------------------ Ali : "Malang sekali nasib gue bro. Umur udah 25, masih jomblo, dan gak tau apakah suatu saat nanti gue akan nikah atau enggak. Gue cuma laki² kere yang hanya berpenghasilan 900 ribu per bulan. Untuk kebutuhan sehari² gue aja susah. Gak punya kendaraan, apalagi rumah. Dari segi fisik gue juga gak menarik. Udah jelek, pendek, bulet lagi" Amar : "Baguslah kalau sekarang lu masih jomblo dan belom nikah" Ali : "Kok bagus ? Jadi jomblo itu gak enak. Kesepian.." Amar : "Karena kalau sekarang lu udah nikah, hidup lu bakal lebih ancur dari kondisi lu sekarang. Gaji lu cuma 900 ribu dan itu pun masih belum cukup buat diri lu sendiri. Gua tau kondisi lu, buat kebutuhan sehari² aja masih susah. Coba bayangin kalo dalam kondisi hidup lu yang kaya begini lu udah punya bini. Kalo buat diri lu sendiri aja masih kurang, gimana buat nafkahin bini ? Belum lagi kalo punya anak. ; butuh uang susu

Tujuh Kesenangan

Gambar
 Edisi : 16 Agustus 2020, 18:54:12 Tujuan : Mengenal Tujuh Bentuk Kesenangan ==================  Terdapat tujuh bentuk kesenangan, yaitu :  1)   Kesenangan yang bersal penglihatan 2)   Kesenangan yang bersal pendengaran 3)   Kesenagan yang bersal dari pengecapan, cita rasa makanan 4)   Kesenangan yang berasal dari penciuman, wewangian 5)   Kesenangan yang bersal dari sentuhan, sentuhan, seksual 6)   Kesenangan yang berasal dari pikiran 7)   Kesenangan yang bersal dari konsentrasi Lima kesenangan bersal dari panca indera. Dan dua kesenangan sisanya tidak bersifat indrawi. Kesenangan dari pikiran terdiri dari tiga bentuk : Pertama, kesenangan dari pemikiran. Kedua, dari khayalan. Ketiga, dari Sugesti.  Kesenangan dari pemikiran itu terbagi kepada tujuh bentuk : Pertama, kesenangan dari mengetahui hal-hal baru. Kedua, dari mengulang pengetahuan lama. Ketiga, dengan menikmati keindahan konsep. Keempat, dengan menganalisa pengetahuan. Kelima, dari egoisme. Keenam, kesenangan dari ditunaikan

Theorma Ketiga Deduksi Alami

Gambar
 Dalam sebuah implikasi, jika suatu pengiring benar, maka apapun nila pengantarnya, maka implikasinya selalu bernilai benar. Misalnya, "Setiap benda memiliki bentuk" adalah bernilai benar. maka proposisi-proposisi berikut bernilai benar.  Jika babi bisa terbang, maka setiap benda memiliki bentuk Jika ayah seorang pria, maka setiap benda memiliki bentuk Jika Tuhan ada banyak, maka setiap benda memiliki bentuk Tidak peduli, apakah benar babi bisa terbang atau tidak, semua implikasi yang pengiringnya benar selalu bernilai benar. Sebab, hanya jika pengangar bernilai true dan pengiring bernilai false, maka implikasi bernilai false. Jadi tidak ada kondisi di mana pengiring bernilai true, sedangkan implikasinya false. Berlandas kepada tabel kebenaran implikasi berikut.  jika B benar, maka A->B juga benar. Hal ini dibuktikan dengan theorema deduksi alami yang ketiga sebagai berikut.  Ekspresi : Natural Deduction B adalah proposisi yang bernilai benar tadi. A adalah proposisi apapu

Parsing Logika

Gambar
1. Parsing Logika 2. Hukum Azas 3. Enthymem =============================== 1. Parsing Logika ------------------------------- Setiap susun pikiran terdiri dari tiga term dan tiga proposisi saja. Tidak boleh kurang maupun lebih. Ini merupakan [Hukum Azas] logika. Walaupun dalam sebagian penerapannya, sebagian premis dihilangkan. Cara penggunaan yang demikian disebut sebagai [Enthymem]. Sebagai sebuah contoh, saya ambil salah satu komentar member Grup Logika Filsafat: Kutipan {1} -----------------  makan itu bukan budaya, kebutuhan akan makanan adalah sebuah bentuk kesadaran yang universal sebagai makhluk hidup. tanpa kesadaran yang universal tersebut manusia ga bisa hidup. budaya menurutku ga lepas juga dari faktor geografis, dalam artian budaya ini muncul sebagai bentuk upaya bertahan hidup dengan baik di suatu lingkungan geografi... sayangnya makan tidak dapat dianggap sebagai budaya karena bukan harus dilakukan di suatu lingkungan geografi tertentu untuk bertahan hidup melainkan oleh