Peka Kontradiksi
1. Peka Kontradiksi
2. Lize
3. Kontradiktif
4. Counter Example
5. Elenchos
===============================
1. Peka Kontradiksi
-------------------------------
Sepenggal kisah yang diambil dari Roman berjudul "Remi", menceritakan seorang gadis kecil bernama [Lize] yang bisu. Namun kemudian diceritakan pula bahwa Lize disayang oleh keluarganya karena budi bahasanya yang manis. Di sini saya merasakan adanya kontradiksi. Karena bisu berarti tidak bisa berbicara. Sedangkan berbudi-bahasa berarti bisa bicara. Timbul pertanyaan,
A. Lize bica bicara
E. Lize tidak bisa bicara
Mana yang benar ?
Jadi, kepekaan dan kepedulian terhadap bentuk-bentuk kontradiksi itu menjadi dasar untuk mengembangkan pemahaman, penyelidikan lebih jauh tentang isi cerita. Karena walaupun misalnya itu cerita fiktif, konsepnya harus jelas. Bagaimana kiranya kita akan mengarang sebuah cerita "Gadis bisu yang pandai bicara" ? Tentu akan membingungkan pembaca. Walaupun bisa saja maksud dari penulis itu adalah "Gadis yang mulanya bisu namun akhirnya pandai bicara". Kepekaan terhadap bentuk-bentuk kontradiktif dapat mendorong kita pada pemahaman tentang maksud yang sebenarnya dari si penulis.
Ketika saya membaca apapun, termasuk membaca sebuah cerita roman, saya tidak dapat mengabaikan hal-hal yang menurut saya [Kontradiktif], mengingat kepekaan dan kepedulian terhadap hal-hal yang kontradiktif itu tidak mudah didapat, skill yang tidak otomatis dimiliki, berharga untuk dipertahankan dan dikembangkan.
Sebagian orang memiliki kepekaan alami terhadap bentuk-bentuk kontradiksi. Tanpa harus diajarkan, mereka mengerti hal-hal yang bertentangan, sebagaimana yang telah dibahas dalam [Counter Example]. Contoh lain seorang bapak yang menyuruh anaknya pergi ke Masjid, tapi si anak membantah dengan berkata,"Lah.. bapak sendiri kenapa gak pergi ke Masjid ?" Si anak merasakan hal yang bertentangan. Dia pikir kalau orang harus pergi ke Masjid untuk beribadah, dan jika bapaknya tidak pergi ke Majid, itu berarti sebagian orang tidak harus pergi ke Masjid. Kalau dikembalikan ke pada bentuk formalnya sebagai berikut.
A. Setiap orang harus pergi ke Masjid
O. Sebagian orang tidak harus pergi ke Masjid
Semua orang (katanya) bisa melakukan penyangkalan semacam itu, terutama yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan dirinya. Hal ini benar. Bersama itu saya juga menemukan fakta bahwa orang-orang yang pandai menyangkal seperti itu tidak berarti peka terhadap bentuk-bentuk kontradiktif ketika dia membaca sebuah riwayat, kisah, cerpen, novel atau teori-teori ilmu. Emosi mengarahkannya pada [Elenchos]. Tapi justru saat dia berpikir tenang, dia tidak dapat menemukan bentuk-bentuk kontradiktif tersebut. Artinya kemampuanya menyangkal karea terdorong oleh rasa tak suka, bukan karena mengerti adanya kontradiksi.
Dengan belajar tentang teori kontradiksi, maka pada saat menilai sesuatu kontradiktif atau tidak, itu berdasarkan kepada suatu aturan ilmu, bukan terdorong oleh rasa suka atau tidak suka. Dia peka, dapat melihat bentuk-bentuk kontradiktif dengan jernih dalam keadaan gelisah, apalagi dalam keadaan tenang, menilai objek dengan menggunakan teori logika sebagai parameter, tidak menggunakan parameter subjektif yang disebut perasaan.
2. Lize
-------------------------------
Kutipan : {1}
-----------------
Sebenarnya Lize bisu, tetapi bisunya itu tiadalah dari lahirnya. Ketika dia sudah berusia dua tahun, dia pandai berkata-kata dengan lancar, tetapi waktu dia berumur empat tahun tiba-tiba ia sudah bisu saja. Hanya pendengarannya yang tiada terganggu. Selainnya dari itu bisu itu rupanya menambah tajam otaknya.
Biasanya anak-anak begitu, kalau orang tuanya tidak berada, tidak dipelihara lagi, melainkan disisihkan saja, dipandang sebagai anak tiri. Tetapi keadaan Lize tidak demikian. Ayahnya dan sanak saudaranya sangat sayang kepadanya. Rupanya yang menarik hati mereka pada anak itu ialah otaknya yang tajam, budi bahasanya yang manis dan sifatnya yang pemurah dan penyayang, disertai pula dengan paranya yang elok.
===========
3. Kontradiktif
-------------------------------
Kontradiktif artinya bersifat kontradiksi. Proposisi A dan O itu kontradiktif.
4. Counter Example
-------------------------------
Counter Example adalah contoh yang dapat membatalkan suatu teori. Dalam Logika Term, counter example membatalkan peniapan suatu term pada proposisi yang diyakini benar. Contohnya ada orang berkata, "Setiap ayam jantan tidak bertelor". Proposisi ini diyakini benar. Lalu saya katakan, "Saya pernah punya ayam jantan, tapi ia bertelor." Adanya contoh ayam jantan yang bertelor, merupakan counter example, membatalkan peniapan pada term "ayam jantan". Sehingga proposisi yang diyakini benar menjadi "Sebagian ayam jantan".
Berikut adalah contoh kasus counter example yang saya peroleh dari sebuah obrolan ibu dan anak.
-------------------
Seorang ibu bernama Marlia, menasihati seorang anaknya bernama Pirman, yang sudah mulai tumbuh dewasa. Ibu Marlia berkata,"Nak.. Hartini itu anak yang shalehah. Jika kamu mengharapkan berjodoh dengannya, maka kamu juga harus menjadi pemuda yang shaleh. Jika kamu tidak shaleh, maka jangan berharap akan mendapatkan Hartini."
"Kenapa begitu ?" Pirman tidak mengerti.
Marlia menjelaskan, "Karena kata pak ustadz, perempuan yang shaleh untuk laki-laki yang shaleh. Perempuan yang buruk, untuk perempuan yang buruk. Artinya, kalau kamu bukan pemuda yang baik, Hartini bukan untuk mu, tapi untuk lelaki lain yang juga sebaik Hartini."
Pirman berkata, "Jika kata pak Ustadz itu benar, saya ingin bertanya pada ibu, Siti Aisyiah adalah perempuan yang shalehah. Mengepa dia mendapatkan suami yang buruk, Fir`aun yang durhaka pada Allah ?"
Ibu Marlia terdiam. Dia bingung dengan pertanyaan anaknya.
------------------
Dalam kasus ini Pirman berusaha menunjukan Counter Example pada ibunya. dan ibunya merasa counter example yang ditunjukan anaknya itu telah menggugurkan kebenaran perkataan pak Ustadz. Namun jika dicermati lagi, counter example tersebut tidak mengena.
Yang dikatakan oleh Pirman terhadap ibunya adalah counter example dari teori, "Jika perempuan itu baik, maka mendapatkan lelaki yang baik." Ternyata ada perempuan baik, tapi dia mendapatkan lelaki yang buruk." Namun sebenarnya yang dikatakan pak Ustadz bukan itu, melainkan "Jika perempuan itu baik, maka untuk lelaki yang baik." di mana tidak satupun perempuan yang baik tidak untuk lelaki yang baik. Jadi di sini ada perbedaan antara "mendapatkan lelaki yang baik" dengan "untuk lelaki yang baik". Dengan demikian, apa yang ditunjukan oleh Pirman tentang siti Aisiah itu mengkonter mengkonter teori lain, tapi tidak mengkonter teori pak Ustadz.
Satu lagi contoh:
"Jika kita berpikir, maka kita belajar sesuatu"
Saya yakin pernyataan tersebut bernilai benar. Jika Anda menemukan suatu kondisi di mana "Ada berpikir, tapi tidak belajar", maka Anda telah menemukan counter example dari pernyaataan tersebut dan keyakinan saya secara otomatis terbukti salah.
5. Elenchos
-------------------------------
Elenchos adalah metoda penyangkalan ala Sokrates.
Sumber Kutipan :
------------------------
1. [SBK], hal. 252
Definisi Sumber Kutipan :
---------------
1. SBK
Judul Buku : Sebatang Kara
Karya : Hector Malot
Penerbit : Balai Pustaka
Komentar
Posting Komentar