Kecuali

Edisi : 30 Agustus 2020, 15:22:42

"Kecuali" sebuah kata yang sederhana dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun setelah kita pelajari makna dan fungsinya secara lebih mendalam, ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan sebelumnya. Ini merupakan persoalan yang kompleks di mana banyak orang yang berbeda-beda, bahkan bertentangan pendapat tentang makna dan fungsi kata "kecuali" ini. 

"Jika suatu  proposisi universal dikecualikan, maka jika pengecualiannya dihilangkan, proposisinya menjadi partial." Ini teori yang saya kemukakan, yang pernah menjadi pro dan kontra dalam sebuah grup diskusi. 


Bentuk umunya sebagai berikut :

Setiap A adalah B, kecuali C. 

artinya, "Sebagian A bukan B"

atau "Tidak setiap A adalah B"


Jika A, maka B, kecuali C

Mengandung arti, adakalanya A tapi B. 


Setiap A bukan B, kecuali C

Berarti, "Sebagian A adalah B"


Bentuk yang lebih lengkap :

Setiap A adalah B, kecuali C di mana sebagian A adalah C dan setiap C bukan B. Berarti sebagian A bukan B. 

Setiap A adalah B, kecuali C, dimana sebagian A adalah C dan jika C, maka bukan B. Berarti sebagian A adalah B. 


Bentuk di atas, variabelnya diganti dengan term apapun, maka hasilnya tetap sama. 


Contoh 1 :

"Di rumah saya tidak ada makanan, kecuali roti."

Itu mengandung arti

"Sebagian makanan ada di rumah saya". 


Contoh 2:

"Setiap hari saya bekerja, kecuali hari libur."

mengandung arti "Tidak setiap hari saya bekerja." 

Contoh 3:

"Jika kamu bertanya, maka saya akan menjawab, kecuali jika saya tidak mengerti maksud pertanyaan kamu atau saya tidak memiliki waktu untuk menjawabnya."

Artinya "Tidak semua pertanyaan kamu akan saya jawab". 

Contoh 4:

"Saya tidak meminta uang dari kamu, kecuali seribu"

itu berarti "Saya minta uang seribu dari kamu". 


Saya rasa contoh di atas sudah cukup jelas. Namun dari pengalaman sebelumnya, tidak sedikit orang yang menyangkal kebenaran teori di atas. Sebagian orang berpendapat bahwa kalau orang meyakini bahwa proposisi pada contoh 4 itu artinya "tidak minta uang", dan tidak bisa diterjemahkan "saya minta uang seribu". Perdebatan tentang masalah sederhana ini terjadi hingga berhari-hari, berjilid-jilid, hal sederhana menjadi rumit hanya karena variabelnya diganti dengan term-term yang terdapat dalam ayat al Quran. 

“Katakanlah wahai Muhammad: “Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini melainkan kecintaan terhadap keluargaku”.{1}


A = Upah

B = diminta pada kalian oleh Muhammad saw

C = Kecintaan terhadap keluarganya

Setiap A tidak B, kecuali C

artinya "Sebagian A itu B"

Dalam kalimat : 

"Setiap upah tidak diminta pada kalian oleh Muhammad saw, kecuali kecintaan terhadap keluarganya". 

Artinya "Sebagian upah diminta oleh Muhammad saw". 


Dalam bentuk kalimat lain:

"Setiap Nabi tidak meminta upah atas dakwahnya, kecuali dalam bentuk persaudaraan"

artinya "Sebagian nabi meminta upah atas dakwahnya dalam bentuk persaudaraan, di mana sebagian Nabi meminta umatnya saling bersaudara. Adapun jika meminta umatnya saling bersaudara maka meminta upah. 

Jadi, berdasarkan penjelasan dan contoh-contoh di atas, semestinya dapat kita simpulkan bahwa "Nabi Muhammad meminta upah atas dakwah yang beliau lakukan", di mana upahnya itu dalam bentuk "Kecintaan kaum muslimin terhadap keluarga beliau saw."


Sumber Kutipan : 

---------------

1. Q.S Asy-Syura ayat 23

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo Media Logika

Implikasi Bertingkat

Parsing Filsafat