Hypatia

 

Hypatia adalah seorang perempuan, cendikiawan Yunani yang tinggal di Alexandria. Ia lahir pada tahun 355 M dan wafat pada tahun 415 M. Dia telah dibunuh di halaman gereja secara keji, hanya karena dia mendirikan sekolah Filsafat, mengajar ilmu logika dan melakukan penelitian ilmiah{1}. Ajaran-ajaran filsafatnya dianggap gangguan bagi iman Kristen, sehingga uskup agung Alexandria menuduhnya sebagai penyahir dan memerintahkan untuk memberikan hukuman mati padanya. 


Perempuan cantik putri Theon itu hadir di tengah-tengah masyarakat yang sedang bertikai, yaitu antara kelompok [Serapis] dengan kelompok Kristen. Dua kubu ini setiap harinya selalu berdebat dan berdebat tentang perbedaan dan pertentangan keyakinan mereka. Perdebatan ini seringkali berujung emosional, saling menghina Tuhan lawan debat mereka masing-masing. Seorang juru debat Kristen mengolok-olok kaum Serapis dengan berkata,"Masa Tuhan ada pot bunga di kepalanya?! ha..ha..ha.." Kemudian diiringi gemuruh tawa umar Kristen yang hadir. Kaum Serapis balik mengolok-olok agama Kristen dengan mengatakan,"Apa bedanya dengan Tuhan kalian yang dibuat dari batu dan ditongkronging di Geraja ?"


Untuk menyebarkan faham kekristenannya dan memikat hati anak-anak muda, para juru dakwah Kristen menunjukan hal-hal semacam mukjizat. Suatu hari orang Kristen mengatakan,"Bukti saya bersama Tuhan, saya bisa berjalan di atas api tanpa terbakar." Kemudian pendakwah Kristen itu berjalan di atas api dan tidak terbakar. Tepuk tangan gemuruh bersama pujian-pujian atas kehebatan atraksi tersebut.  Lalu orang Kristen itu menantang orang-orang Serapis untuk melakukan hal yang sama, "Apakah kamu bisa ?" Orang yang ditanya menggeleng kepala. Tapi orang Kristen memaksa orang Serapis itu untuk masuk ke dalam api, hingga orang baju orang Serapis terbakar. 


Hypatia bukanlah pembela dari kubu Serapis maupun Kristen. Dia tidak pernah terlibat dalam perdebatan dan pertikaian tentang pertentangan keyakinan antara penganut agama Serapis dengan orang-orang Kristen, kendatipun Hypatia hidup di antara orang-orang Serapis. Dia konsentrasi mengajari di sebuah akademi yang didirikannya. Murid-muridnya itu terdiri dari orang Kristen juga orang Serapis. Hypatia berkata, "Ada banyak hal yang bisa mempersatukan kita dari pada apa yang bisa menceraikan kita." 


Kutip {2} 

--------------

Hypatia, berabad-abad sebelum Kepler dan Galileo, sudah berjuang keras menemukan hukum-hukum yang mengatur gerakan planet. Sayang, ia hidup di tengah masyarakat yang seakan-akan meletakkan pengetahuan sebagai musuh dari keyakinan agama.


Akibatnya, Hypatia pun terancam. Cryil, seorang pemimpin kristen yang fanatik, dengan mengatas-namakan kata-kata Tuhan, menuding filsafat Hypatia sebagai kekafiran. Cryil berhasil membangkitkan emosi penganut Kristen, yang sebagian besar memang bekas budak dan gelandangan, untuk menentang filsafat Hypatia.

==========


Dewan Gereja menuduhnya sebagai provokator, penista agama, yang bertanggungjawab atas kerusuhan yang terjadi di tengah masyarakat. Tetapi sebenarnya dia tidak berbuat seperti yang dituduhkan itu. Yang dia lakukan hanyalah mencoba menghidupkan Filsafat Yunani yang mengedepankan kajian Logika, Astronomi dan Matematika. 


Dengan pusat pendidikan logika yang didirikan Hypatia, orang-orang menjadi berpikir lebih kritis, tidak enggan untuk mengevaluasi ulang keyakinannya, serta tidak tabu untuk merubah iman jika memang iman yang lama terbukti salah. Namun keadaan seperti ini, tidak disukai oleh para pemuka agama yang khawatir akan kehilangan umat. Akhirnya berbagai tuduhan keji dituduhkan kepadanya, sehingga atas perintah uskup Agung bernama Cyril, Hypatia diseret ke depan Gereja dan dibakar hidup-hidup setelah sebelumnya dikuliti terlebih dahulu dan dicongkel biji matanya. Sebuah pembunuhan yang teramat keji. Peristiwa ini bukti kebengisan, kebencian, rasa pemusuhan orang-orang bodoh fanatik yang mengaku beriman. Hypatia adalah martir filsafat. Sementara Cyril dianggap berjasa dan diberi kehormatan dengan digelari Santo, orang suci dalam agama Kristen. 


Tidak cukup dengan membakar hidup-hidup seorang wanita yang berjuang mencerdaskan bangsa, gerombolan orang fanatik agama itu juga membakar perpustakaan milik Hypatia yang berisi dengan 500 buah buku tentang kajian ilmu logika, sains, astronomi, matematika, filsafat dan sebagainya. Selain itu, para penguasa keji itu juga memburu para pengikut Hypatia dan membantainya. Sejak saat itu, jangankan pergi ke sekolah filsafat, menulis atau membaca buku ilmu logika, bahkan bicara soal istilah-istilah logika saja mereka harus berbisik-bisik. Karena nyawa mereka menjadi taruhannya. Para ahli logika harus berjalan di lorong-lorong gelap, bertaqiyah, menyembunyikan jati dirinya, dan mengajarkan ilmu logika secara rahasia, agar selamat dari perburuan kaum yang mengaku hamba Tuhan yang shaleh. Dengan membantai para filsuf, ilmuwan dan cendikiawan, mereka adalah penguasa - penguasa yang mempertahankan kebodohan rakyatnya, agar bisa tipu-tipu rakyat. 


Kutip : (3)

------------------

Carl Sagan mengandaikan, kalau saja perpustakaan Iskandaria tidak menjadi korban fanatisme agama, dan tradisi keilmuannya terus berlanjut, maka barangkali Einstein sudah tampil lima abad yang lalu. 

============


"Laa ikraaha fiddin", tidak ada paksaan dalam beragama. Tubuh manusia dapat diseret atau dicincang, tetapi hati seorang filsuf tidak dapat dipaksa. Karena bagi seorang filsuf, jiwa yang terkoyak lebih menyakitkan dari pada tubuh yang terkoyak. Demikian pula Hypatia, walaupun nyawa menjadi taruhannya, dia tidak dapat dipaksa untuk menyatakan iman kepada agama Kristen.


Kutip :

-----------------

Synesius, bekas murid Hypatia yang jadi uskup di Cyrene (Libya), berusaha membujuk Hypatia agar menyatakan imannya kepada Kristen. Hypatia, yang menyadari posisinya sebagai penganut filsafat, mengatakan: “Kau tak mempertanyakan, atau tak bisa mempertanyakan, apa yang kau imani. (Sedangkan) aku harus.”

=============


Kisah Hypatia telah dituangkan ke dalam sebuah film berjudul "Agora" yang disutradarai oleh Alejantro Amenabar. 


Sumber Kutipan : 

---------------

1.  Lihat : http://bit.ly/2Nu3lZD

2. http://bit.ly/2pudTtw

3. Cak Nur, http://bit.ly/2OOLw44

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo Media Logika

Implikasi Bertingkat

Parsing Filsafat