Egosentrisme

 1. Egosentrisme

2. Yang lain

3. memperhatikan

===============================


1. Egosentrisme

-------------------------------

Kutipan: {1}

-------------------- 

Sikap menjadikan diri sebagai pusat (Egosentrisme) merupakan keasyikan dengan diri sendiri yang tidak wajar, dan menjadikan buta (tertutup) terhadap kebutuhan [Yang lain]. Tetapi [memperhatikan] diri sendiri tidak boleh disebut egosentrisme. 


Pertama sikap yang mendewakan diri sendiri dan juga keasyikan dengan soal apakah orang lain mengagumi saya atau tidak, yang menjadi ciri khas sikap yang egosentrisme, sama sekali tidak da hubungannya dengan usaha menolong diri sendiri untuk berkembang. Orang yang egosentris pada dasarnya tidak berminat terhdap dirinya sendiri, ia menghindari kesempatan setiap kesempatan untuk secara jujur memandang diri sendiri karena pada dasarnya ia bersikap acuh tak acuh terhadap kebutuhannya untuk mewujudkan diri. Sikap yang hanya puas dengan diri sendiri yang sreingkali menyertai sikap egosentris adalah kebalikan dari sikap tanggap terhadap kebutuhan seseorang untuk berkembang. 


Kedua memeprhatikan diri saya sendiri mencakup kebutuhan saya untuk memperhatikan sesuatu atau seseorang selain dari diri saya sendiri. Saya hanya dapat mewujudkan diri secara penuh dengan melayani seseorang atau sesuatu selain diri saya sendiri. dan jika saya tidak mampu memperhatikan sesuatu atau seseorang yang lain dari diri saya sendiri, saya tidak mampu memperhatikan diri sendiri. 

=============


2. Yang lain

-------------------------------

Dalam Seni Memperhatikan, kita akan akrab dengan istilah "Yang Lain". Karena yang lain ini merupakan objek yang menjadi pusat perhatian. Dalam kegiatan memperhatikan, tentu ada objek yang diperhatikan. Adapun yang diperhatikan itu tentu berbeda dengan yang memperhatikan. Jika yang memperhatikan itu adalah diri kita, maka yang diperhatikan itu adalah yang lain, selain diri yang memperhatikan. 


3. Memperhatikan

-------------------------------

Kutipan : {2}

---------------

Dalam arti yang paling tepat, memperhatikan seorang pribadi lain adalah menolong dia berkembang dan mewujudkan dirinya sendiri. Ingat misalnya seorang ayah memperhatikan anaknya. Ia menghormati anak itu sebagai pribadi yang mandiri dan mempunyai haknya sendiri yang berusaha berkembang. Sang ayah merasa dibutuhkan dan berusaha menolong anak itu berkembang dengan memenuhi kebutuhan anak itu untuk berkembang.


Usaha memperhatikan merupakan antitesis terhadap tindakan yang cuma pribadi lain untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Hendaknya arti memperhatikan tidak dikacaukan dengan hal-hal ingin agar orang selamat, suka, menyenangkan, dan mempertahankan sesuatu atau sekedar menaruh minat terhadap apa yang terjadi pada orang lain.


Memperhatikan juga bukan suatu perasaan yang tersendiri atau suatu hubungan sesaat. Dan juga bukan sekedar keinginan untuk memperhatikan pribadi tertentu.


Memperhatikan dalam arti menolong pribadi lain berkembang dan mewujudkan diri merupakan suatu proses, suatu cara menjalin relasi dengan seseorang yang mengandaikan perkembangan, sama halnya dengan persahabatan yang hanya dapat terbentuk dalam waktu berkat kepercayaan timbal balik dan melalui transformasi kualitatif sebuah relasi yang semakin mendalam.

==================


Sumber Kutipan : 

------------------------

1. [SMT], hal. 66

2. [SMT], hal 27


Definisi Sumber Kutipan : 

---------------

1. SMT

Judul Buku : Seni Memperhatikann

Karya : Milton Mayerof

Penerjemah : Drs. Agus Cremers dan Drs. Frans Ceunfin

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo Media Logika

Implikasi Bertingkat

Parsing Filsafat