Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Pembuktian Konsistensi

Gambar
Dalam ilmu logika, ada banyak perangkat yang bisa digunakan untuk melakukan pembuktian kosistensi, salah satunya adalah perangkat tablo semantik.  Contoh kasus :  Saya : "Jika taat pada Allah, maka nalar lurus". apakah proposisi ini benar ? Teman : Ya benar.  Saya : Jika demikian, berarti jika ada yang mengaku taat kepada Allah, tetapi nalarnya tidak lurus, berarti dia berdusta. benar ? Teman : Tidak. Seseorang taat atau tidak itu hanya bisa dibuktikan dengan amal perbuatannya.  Saya : Inkonsisten.  Teman : Inkonsistennya di mana ?  Saya : Pada penyangkalan kesimpulan dengan [Modus Tollens] berikut.  1. Jika taat kepada Allah, maka nalarnya lurus. 2. ternyata nalarnya tidak lurus.  Kesimpulan : berarti tidak taat kepada Allah.  Teman : Mengaku taat kepada Allah dengan taat kepada Allah adalah dua hal yang berbeda.  Saya : Ok. Jika mengaku taat kepada Allah, maka dia bisa saja taat atau bisa juga sebenarnya tidak taat. benar ? Teman : Benar.  Saya : itu berarti Anda tidak kons

Keutamaan Proses

  1. Keutamaan Proses 2. Memperhatikan 3. Kegiatan Memperhatikan =============================== 1. Keutamaan Proses ------------------------------- Kutipan : {1} --------------------  Dalam [Memperhatikan], proses lebih utama daripada produk, karena hanya pada saat sekarang inilah saya dapat menaruh perhatian pada yang lain.  Misalnya selalu adalah bagaimana menangggapi orang ini atau ide ini sekarang ini dan di sini. Dapat dikatakan bahwa kita senantiasa harus bekerja dengan apa yang kita miliki dan mulai ari mana kita berada. Kontrol hanya mungkin pada saat sekarang ini.  Sikap umum yang tidak sabar dengan proses dan keinginan untuk meniadakan proses sangat jelas memperlihatkan ketidaktahuan tentang apa sesungguhnya perkembangan itu.  Dalam [Kegiatan Memperhatikan], saat sekarang ini tidak diputuskan dari hubungannya-hubungannya yang vital dengan masa lampau dan masa depan. Saat sekarang memuat segala arti dan pemahaman dari masa lampau dan diperkaya dengan antisipasi ke masa depan,

Egosentrisme

 1. Egosentrisme 2. Yang lain 3. memperhatikan =============================== 1. Egosentrisme ------------------------------- Kutipan: {1} --------------------  Sikap menjadikan diri sebagai pusat (Egosentrisme) merupakan keasyikan dengan diri sendiri yang tidak wajar, dan menjadikan buta (tertutup) terhadap kebutuhan [Yang lain]. Tetapi [memperhatikan] diri sendiri tidak boleh disebut egosentrisme.  Pertama sikap yang mendewakan diri sendiri dan juga keasyikan dengan soal apakah orang lain mengagumi saya atau tidak, yang menjadi ciri khas sikap yang egosentrisme, sama sekali tidak da hubungannya dengan usaha menolong diri sendiri untuk berkembang. Orang yang egosentris pada dasarnya tidak berminat terhdap dirinya sendiri, ia menghindari kesempatan setiap kesempatan untuk secara jujur memandang diri sendiri karena pada dasarnya ia bersikap acuh tak acuh terhadap kebutuhannya untuk mewujudkan diri. Sikap yang hanya puas dengan diri sendiri yang sreingkali menyertai sikap egosentris ada