Malaikat Penjahit

Edisi       : 23/05/2020 , Pukul 21:13


Logika berguna agar kita memiliki daya nalar yang kritis termasuk pada bidang ilmu politik, sosial dan agama.  Dalam banyak kasus, orang-orang menerapkan ilmu logika pada bidang matematika dan elektronika, tapi pada pada saat dihadapkan pada bidang agama, kemudian mendadak hukum-hukum logika menjadi tidak berfungsi bagi mereka.  Contohnya dalam kisah “Malaikat Penjahit”.

 

Kisahnya sebagai berikut :

----------------------

Seorang teman memposting sebuah kisah tentang Hasan dan Husain menjelang hari raya idul Fitri ketika mereka masih kanak-kanak. Dalam kisah itu diceritakan bahwa Hasan dan Husain melihat teman-temannya mengenakan baju baru menjelang lebaran. Kemudian mereka berdua mendatangi ibunya dan menanyakan baju lebaran. Sayidah Fatimah, ibu Hasan dan Husain itu mengatakan bahwa baju mereka sudah dipersiapkan, namun masih dikerjakan oleh penjahit baju.

 

Tiba-tiba datang seorang yang mengetuk pintu rumahnya. Ternyata ada seseorang yang mengantarkan baju baru Hasan dan Husen.

 

Ketika Rasulullah datang, Fatimah menceitakan kejadian itu kepada beliau saw.  Rasulullah saw memebritahu Fatimah bahwa yang datang itu bukan penjahit, tapi malaikat. Fatimah bersyukur bahwa sekarang anak-anaknya bukan saja memakai baju baru, tapi mengenakan busana dari surga.

============

Cerita ini absurd, terkandung kontradiksi di dalamnya, sebagai berikut.

1.       Sayyidah Fatimah berbohong

2.       Sayyidah Fatimah tidak berbohong

Proposisi kedua itu adalah keyakinan seluruh kaum muslimin, bahwa putri Nabi saw memiliki sifat yang jujur,  tidak memiliki sifat bohong.  Adapun proposisi pertama itu diperoleh dari fakta “Fatimah tidak mengatakan hal yang sebenarnya” ketika dia berkata, “Bajunya masih di tukang jahit”.

 

3.       Bilangnya : Bajunya di tukang jahit

4.       Padahal : bajunya tidak ditukang jahit

---------------------------------------------------- 

  Bohong  (Falsum)

Menggunakan aturan Implikasi Introduksi itu berarti :

5.       jika bilang bajunya di tukang jahit, (1)maka Fatimah bohong

 

Jelas proposisi 1, inkonsisten dengan proopsisi no. 2.  Karena inkonsisten, maka cerita tersebut absurd. Karena itu pertanyaan yang saya ajukan adalah, “Apakah Fatimah menyerahkan kain ke tukang jahit, lalu malaikat yang mengantar bajunya ?” atau “Apakah malaikat yang menjahit dan mengantarnya ?” Apakah Fatimah berbohong pada saat berkata, “Bajunya masih di tukang jahit?”

 

Kontradiksi itu butuh pemecahan. Jika kontradiksi terpecahkan, berarti ada variabel-variabel yang dapat mengubahnya menjadi non kontradiksi. Jika memang kisah itu berisi kontradiksi, maka pasti cerita tersebut berisi kedustaan. Jika Fatimah tidak berdusta, maka pengarang cerita tersebut yang berdusa.

 

Namun dari pada mendapatkan jawaban atas masalah kontradiksi tersebut, malah saya mendapatkan jawaban-jawaban yang tidak rasional seperti berikut.

 

1.       Sebenarnya itu tidak kontradiksi, Cuma otakmu tidak memadai.

2.       Kamu hanya perlu meningkatkan imanmu agar kamu bisa mengerti

3.       Kenali dulu siapa nabimu, maka kamu akan dapat mengerti kebenaran kisah tersebut

4.       Saya lebih kenal siapa Sayyidah Fatimah, maka kisah tersebut benar.

5.       Kamu tidak kenak putri Rasulullah saw, maka pendapatmu salah

 

Membaca ribuan hadits dan tarekh itu seperti masuk ke hutan belantara, jika kita tidak berhati-hati, maka kita dapat tersesat jalan.  Kita harus menggunakan nalar dengan benar, agar tidak terjebak hoax.  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo Media Logika

Implikasi Bertingkat

Parsing Filsafat