Gemar

Edisi : 24/04/2020 09:02

Apa itu gemar ?

Tampaknya "gemar" merupakan kata sederhana dan biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari. Namun dalam filsafat tertentu tidak sesederhana itu, terutama ketika memasuki pembahasan tentang "Filsafat Gemar".  Karena itu saya merasa perlu untuk mendefinisikan kata "Gemar" sejelas mungkin di sini.

Ada 4 term yang tampak sepadan, yaitu :

1) suka
2) gemar
3) sering
4) hobi

Bila diterapkan ke dalam kalimat, sebagai berikut.

Budi suka berenang
Budi gemar berenang
Budi sering berenang
Budi hobi berenang

Tapi mulai terlihat perbedaannya dalam kalimat berikut :

Nabi suka menyangkal kebatilan
Nabi gemar menyangkal kebatilan
Nabi sering menyangkal kebatilan
Nabi hobi menyangkal kebatilan

Kata "hobi" memberikan konotasi yang berbeda. Karena "sering" atau "suka" tak berarti hobi. Saya suka tidur, bukan berarti saya hobi tidur. Saya sering mengeluarkan member nakal dari grup, tidak berarti saya "hobi" melakukannya. Jelas bedanya bukan ? Padanan kata "kegemaran" adalah "hobi", bukan "suka" atau "sering". Tapi hobi juga, berbeda dengan gemar. Penambahan imbuhan ke-an pada kata "gemar" menimbulkan perbedaan dengan arti kata "Hobi". Dan kita tidak dapat menambahkan imbuhan ke-an pada term "hobi" menjadi "kehobian". Jadi, kegemaran dapat dinyatakan sepadan dengan "hobi".

Gemar terkadang diartikan senang, terkadang diartikan suka. Tapi apakah Gemar = Suka ? apakah setiap gemar adalah suka dan setiap suka adalah gemar ? Apakah gemar = senang ? Tidak. Mari kita lihat perbedaannya melalui contoh-contoh berikut.

Contoh 1 :
Saya gemar bermain bola
Saya suka bermain bola

Tampaknya dalam dua kalimat tersebut "gemar" sepadan dengan "suka". Tapi bandingkan dengan dua kalimat berikut.

Contoh 2 :
Aku suka kamu
Aku gemar kamu

Terasa perbedaannya bukan ? kalimat kedua itu terasa rancu. Itu menunjukan bahwa "suka" tak-sama dengan "gemar".

Contoh 3 :
Saya senang menyendiri
Saya gemar menyendiri

Contoh 4 :
Kehadiranmu di sini membuatku merasa senang
Kehadiranmu di sini membuatku merasa gemar

Contoh ini menunjukan kata "gemar" tak sepadan dengan kata "senang".

"Senang" juga sering dianggap sepadan dengan "suka". tapi benarkah ?

Contoh 5 :
Saya senang makan jengkol
Saya suka makan jengkol
Saya gemar makan jengkol

Tampaknya dalam ketiga kalimat tersebut antara "senang", "suka" dan "gemar" adalah sinonim. Tapi bandingkan dengan contoh berikut.

Contoh 6 :
Bila tidur, dia suka mendengkur
Bila tidur, dia senang mendengkur
Bila tidur, dia gemar mendengkur

Terlihat bahwa "suka", "senang" dan "gemar" tidaklah sepadan.

Contoh 7 :
Bila senja tiba, dia suka datang kemari

"Ssuka" dalam kalimat tersebut menunjukan "sering" atau "pernah melakukan lebih dari sekali" atau "pernah melakukannya berkali-kali" atau "melakuannya berkali-kali hingga sekarang".

Contoh 8 :
Anakku suka menangis, bila aku memarahinya.

"suka" di sini juga berarti "sering". Kalau diartikan "senang" atau "gemar", jadinya tidak relevan.

Selain itu, "gemar", "suka" dan "senang" juga kadang dimaknai sebagai "sikap" dan kadang bermakna "bentuk mental". Misalnya ketika "suka", "gemar" atau "senang" diartikan sebagai "sering melakukan" berarti bermakna "sikap" atau "perilaku". Tapi ketika diartikan "perasaan suka", "perasaan gemar", atau "perasaan senang", itu bermakna "bentuk mental". Satu kata dua makna bukanlah hal yang salah. Bahkan satu kata lebih dari dua makna juga bukan hal keliru. Kita dapat mengidentifikasi perbedaan makna itu dari bagaimana kata tersebut diterapkan. Lihat dalam topik "Arti Kata dan Makna Kata".

Contoh 9 :
Budi suka menggambar
Budi senang menggambar
Budi saya gemar menggambar
Budi hobi menggambar

Dalam empat kalimat ini, "hobi" tampaknya sepadan dengan "suka", "senang" maupun "gemar". tapi kepekaan setiap orang terhadap perbedaan-perbedaan makna kata juga tidaklah sama. Saya hanya berusaha menjelaskan perbedaan-perbedaannya. Di sini saya menegaskan perbedaan berikut contoh-contohnya seperti yang telah saya kemukakan di atas. Memahami perbedaan empat bentuk kata tersebut akan menjadi dasar untuk menyelami "Filsafat Gemar" dalam "Filsafat Perbuatan" pada dua topik berikutnya, yaitu [Gemar Berbuat] dan [Gemar Menyangkal].

Filsafat "Gemar Berbuat" adalah filsafat Sri Khrisna yang diajarkan kepada Arjuna di padang Khurusetra. Sedangkan Filsafat "Gemar Menyangkal" adalah bagian dari materi "Logika Filsafat" dan merupakan pembahasan salah satu faktor mental yang melumpuhkan akal.

>>>
Next Level > [Gemar Berbuat]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo Media Logika

Implikasi Bertingkat

Parsing Filsafat