Berpikir

Berpikir parent nodes: Kemampuan Pikiran

Edisi : 23/04/2020 05:59

Sederhananya, berpikir adalah usaha batin untuk menghubungkan satu fenomena dengan fenomena lainnya.

Jika kita memandang ke suatu arah, di situ kita melihat, menyadari, mempersepsi, mengetahui dan memahami sesuatu, tetapi belum tentu kita berpikir.

Ketika kita membayangkan sesuatu, saat itu belum dapat disebut berpikir.
Ketika kita menyadari sesuatu, saat itu belum dapat disebut berpikir.
Ketika kita memahami sesuatu, saat itu belum dapat disebut berpikir.
Ketika kita mengetahui sesuatu, saat itu belum dapat disebut berpikir.

Jika kita membayangkan sesuatu, berati kita menyadari sesuatu itu, tapi jika kita menyadari sesuatu tidak berarti kita membayangkannya. Contohnya kita sadar dengan adanya rasa haru dalam batin kita, tapi kita tidak membayangkan wujudnya haru itu seperti apa. Sadar juga tidak berarti mengerti, sepertinya kita sadar bahwa diri kita jatuh cinta kepada seseorang, tetapi tidak mengerti alasannya. Atau, kita membayangkan David Coverfield terbang ke angkasa, tapi kita tidak mengerti bagaimana hal itu dapat terjadi.


Kesadaran selalu ada bersama kegiatan berpikir, mengetahui, memahami dan membayangkan. Jika kita mengetahui sesuatu, berarti di situ ada kegiatan membayangkan dan menyadari, walaupun tanpa berpikir. Kita juga dapat mengerti sesuatu tanpa melalui proses berpikir. Pengertian tentang sesuatu dapat langsung terjadi setelah proses terjadinya kesadaran. Sehingga, saat kita mengerti sesuatu, tidak berarti hal itu terjadi karena proses berpikir. Lalu, dalam keadaan bagaimana proses berpikir itu terjadi ? Saat kita menghubungkan pengetahuan-pengetahuan kita satu sama lain, saat itulah kita telah berpikir.

Dari fenomena yang terlihat, kita dapat menyebut satu persatu namanya. Saat duduk di tepi pantai, kita dapat melihat laut, ombak, perahu layar, para pengunjung pantai, batu-batu, pasir dan sebagainya. Saat kita menyebut nama-nama dari fenomena yang terlihat, kita belum disebut berpikir, tapi baru menyadari, mempersepsi, mengetahui dan memahami. Sadar akan ada deburan ombak, mempersepsinya hingga melahirkan perasaan menyenangkan atau tidak menyenngkan, mengetahui apa yang disadari, dan memahami sebutannya. Tapi bila kemudian muncul tanya, "mengapa laut berombak ?" di situ, pikirannya telah mencoba mencari hubungan antara laut, ombak dan alasannya. Itulah yang disebut berpikir. Dia juga menyadari adanya bebatuan dan pasir pantai. Lalu dihubungkan, "ada bebatuan di pasir pantai." dia telah menghubungkan "bebatuan" dengan "pasir pantai". Inilah berpikir.


Dalam berpikir, kesadaran dan imajinasi bergerak :

1) dari objek universal ke partial
2) dari objek universal ke universal
3) dari objek partial ke partial
4) dari partial umum ke universal

Dari empat jenis pergerakan pikiran tersebut, munculah empat bentuk proposisi

A ) Setiap A adalah B (universal ke partial)
E ) Setiap A bukan B (universal ke universal)
I) Sebagian A adalah B (partial ke partial)
O ) Sebagian A bukan B (partial ke universal)

Proposisi adalah perwujudan pemikiran yang paling mendasar. Pemikiran pada tingkat selanjutnya adalah syllogisme.

Setiap A adalah B
Setiap B adalah C
jadi, Setiap A adalah C

Di mana pikiran bergerak dari proposisi minor ke mayor, atau mayor ke minor, serta menghubungkan atara minor dan mayor dengan midle term, sehingga melahirkan konklusi.

Setelah menghubungkan satu objek dengan objek lainnya dari fenomena, dan atau menghubungkan satu proposisi dengan proposisi lainnya, maka hasilnya adalah "pengetahuan baru". Jadi, hasil dari berpikir adalah "pengetahuan baru" berlandaskan pada pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo Media Logika

Implikasi Bertingkat

Parsing Filsafat